Hormesis dan Homeostasis Tubuh Manusia

STRESS RESISTENSI DAN HORMESIS PADA KETOFASTOSIS LYFE STYLE ( KFLS )

Stress adalah tekanan atau tantangan yaitu suatu tekanan yang menimpa tubuh baik berupa psikis maupun fisik. Contoh stress adalah Puasa, Olahraga, Aktifitas Fisik, kurang tidur, Tidak makan Gula / Karbohidrat , Adanya Infeksi, Luka, Trauma dan lain lain
Hormesis adalah upaya tubuh untuk meningkatkan / memperkuat kapasitasnya untuk mendapatkan homesotasis ( Keseimbangan) ketika tubuh mendapatkan stress. Contoh tadinya tubuh hanya mampu mengangkat beban 5 kg. Karena suatu hal misal tuntutan dari pekerjaan yang mengharuskan mengangkat beban 10 kg atau lebih maka tubuh akan melakukan adaptasi sehingga akan terasa ringan ketika mengangkat beban 10 kg atau lebih. Upaya tubuh untuk beradaptasi terhadap kemampuan mengangkat beban inilah yang disebut Hormesis
Stress Resisten ( SR ) adalah sejauh mana tubuh dapat menahan stress atau tekanan atau tantangan, Stress ini bisa datang baik dari luar tubuh maupun dari dalam tubuh itu sendiri. Semakin tinggi Stress Resisten semakin baik kualitas tubuh untuk menahan stress yang ada. Begitu sebaliknya, semakin rendah Stress Resistens semakin rendah kualitas tubuh menahan tekanan.
Kita dapat meningkatkan SR tubuh. Caranya dengan memberikan stress pada tubuh ini. Kemudian memberikan kesempatan tubuh untuk melakukan recovery sehingga setelah terjadi recovery, tubuh mampu menahan stress ketika tubuh mendapatkan stress yang sama. Kemudian jika kita ingin meningkatkan SR lagi maka kita bisa memberikan beban stress dengan level lebih tinggi dari yang sebelumnya. Maka tubuh akan menjawab stress itu sehingga SR akan meningkat lagi.
Contoh upaya meningkatkan SR adalah yang terjadi pada alit Binaraga. Awalnya Tubuh diberikan stress berupa beban 3 kg. Alit tersebut melakukan olahraga beban 3 kg dengan repetisi terprogram. Saat itulah sel otot mengalami kerusakan atau robekan akibat stress tersebut. Selanjutnya tubuh akan melakukan recovery dengan cara menggantikan sel otot yang rusak tersebut dengan mensintesis sel otot yang baru, yang lebih besar dan yang mampu menahan stress beban 3 kg tersebut. Maka beban 3 kg itu akan terasa ringan ke depannya. Setelah beban 3 kg terasa ringan kemudian sang atlit meningkatkan beban stressnya. Kali ini yang 5 kg. Maka tubuh akan melakukan upaya seperti di atas sehingga sang atlit akan merasa ringan ketika mengangkat beban 5 kg. Demikian seterusnya sehingga sang atlit bisa menahan beban hingga lebih dari 100 kg. Maka terlihat ototnya tampak hipertropi atau membesar.
Lalu apa yang terjadi pada KFLS? Gaya hidup dengan KFLS adalah gaya hidup yang melatih tubuh untuk meningkatkan / memperkuat stress resistensi pada tantangan metabolisme. Hal ini mencontoh gaya hidup Nenek moyang jaman dahulu atau ancestral Lyfe Style.
Dapat dibayangkan pada Jaman dahulu belum ada kulkas sebagai tempat penyimpanan makanan, Belum ada orang menanam padi, jagung, singkong, terigu dll. Belum ada go food, belum ada warung makan belum ada pasar. Ketika Leluhur kita ingin makan maka mereka harus berburu binatang/ ikan untuk dijadikan sumber nutrisi mereka. Mereka berburu dahulu baru siang harinya makan hasil buruannya. Berarti nyaris tidak ada sarapan di jaman dahulu. Alias mereka berpuasa dahulu sejak malam harinya sampai siang hari setelah mendapatkan makanannya.
Selain itu sumber makanan yang tersedia selalu ada di alam manapun adalah binatang. Sedangkan tumbuhan hanya ada di daerah tropis. Di daerah kutub tidak ada karbohidrat yang bisa di makan. Namun mereka tetap survive sampai sekarang. Maka sebenarnya manusia bisa survive bisa hidup dimana saja tanpa tergantung dari nasi, karbohidrat, gandum dan lain lain. Masuk akal kan bila dalam KFLS ini kita bisa survive / hidup dengan tidak makan karbohidrat atau Gula?
Kondisi ketosis membuat batasan atau Treshold stress resistance meningkat . Hal ini terjadi karena tubuh terkoordinasi oleh Otak sehingga otak dapat melihat Gudangnya energi yaitu Body Fat atau lemak tubuh sebagai sumber energi tubuh. Meskipun tidak ada asupan atau Push sumber energi dari luar, tubuh kita bisa mencari energi laternatif lain dengan mengenali lemak sebagai bahan bakar mellui Stress System via Sympathetic Nervous dengan nyaman (Tidak Stress/Sympathetic Tone Rendah) untuk menjawab stress tersebut. Melalui sistem ini mempermudah usaha Hormetic (Puasa/Olahraga) untuk menambah Stress Resistance baru (memperlebar Resistance Treshold) melalui upaya tubuh untuk beradaptasi terhadap tantangan stres yang diterima sebelumnya. semua Hormetic baru menjadi Resistansi setelah Recover (Makan, Relax dan tidur). resistansi didapat setelah recover. Tanpa recovery sempurna bukan resistansi yang didapat tetapi malah justru terjadi penurunan Resistansi.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *